Keindahan
alam adalah sebuah anugerah yang di ciptakan oleh Sang Pencipta untuk dinikmati
oleh siapa aja di muka bumi. Setiap makhluk yang bernapas dapat menikmati
keindahan alam yang terbentang di depannya. Keindahan alam yang dinaugerahkan
harus dapat dimanfaatkan dan dijaga kelestariannya oleh masyarakat sekitar. Keindahan
alam tersebut dapat berupa keindahan alam pemandangan dataran tinggi maupun
dataran rendah. Dataran tinggi dapat berupa pegunungan maupun gunung, sedangkan
untuk dataran rendah dapat berupa lautan. Keindahan alam yang ada di Indonesia
tidak kalah indah dan dapat memanjakan mata Anda dibandingkan dengan negara
lain, seperti di Portugal, Perancis, Italia,
maupun Negara Eropa lainnya ataupun Amerika.
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang dua pertiganya merupakan lautan. Sehingga
keindahan alam dari lautanlah yang akan sering Anda jumpai jika Anda sedang
melakukan perjalanan untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang ada di Indonesia.
Keindahan alam dari lautan yang ada di Indonesia yang sering di datangi oleh
para wisatawan adalah pulau Bali, Pulau Lombok, maupun Raja Ampat.
Daerah-daerah tersebut merupakan daerah yang sering di kunjungi oleh wisatawan,
baik wisatawan lokal maupun interlokal.
Selain
keindahan lautan, Indonesia juga memiliki keindahan alam berupa pegunungan. Banyak
pecinta alam yang menjelajah ataupun melakukan pendakian untuk menaklukkan
gunung-gunung tinggi yang ada di Indonesia. Gunung-gunung biasa di daki oleh
para pecinta alam tersebut seperti Gunung Semeru,
Gunung Rinjani, Bromo, ataupun gunung
lainnya.
Keindahan
alam ini kemudian dimanfaatkan oleh penduduk sekitar maupun pemerintah setempat menjadi tempat
wisata untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Seperti di Indonesia, keindahan alam lautan maupun pegunungan dimanfaatkan untuk
dijadikan tepat wisata. Oleh karena itu, akan banyak tempat wisata yang dapat Anda jumpai selama Anda
menjelajah, mendaki, ataupun mengeksplorasi Indonesia.
Tulisan
kali ini akan bercerita salah satu keindahan alam yang ada di Indonesia dan
dimanfaatkan sebagai wisata alam oleh penduduk dan pemerintah lokal. Wisata
alam tersebut adalah Gunung Dukono. Gunung Dukono terletak di Desa Mamuya,
Kecamatan Galela, Halmahera Utara bagian Utara, Maluku Utara.
Gunung
merupakan suatu
bentuk yang menjulang ke atas dan lebih
tinggi dari daerah sekitarnya. Gunung berbeda dengan bukit, gunung biasanya lebih
tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan bukit.
Setiap kamus mendefinisikan gunung dengan bentuk
yang berbeda. Seperti menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, gunung
didefiniskan sebagai bukit yang sangat besar dan tinggi (biasanya dengan tinggi lebih dari 600
m). Gunung dapat didefinisikan sebagai dataran tinggi yang menjulang ke atas dan lebih tinggi
dari daerah sekitarnya. Gunung dapat terbentuk dari gerakan tektonik lempeng,
gerekan orogenik, atau gerakan epeirogenik. Gunung-gunung yang berbaris menjadi
satu kesatuan disebut pegunungan.
Gunung
dapat berupa gunung api yang aktif dan non aktif maupun gunung biasa. Gunung
api berbeda dengan gunung biasa. Perbedaannya adalah gunung api lebih berbahaya
dengan gunung biasa karena gunung api sewaktu-waktu akan mengeluarkan magma,
lava, ataupun lahar dari permukaan bumi dan menyemburkannya ke sekitar gunung
api tersebut. Gunung Dukono termasuk gunung berapi dan merupakan gunung berapi
yang masih sangat aktif sampai sekarang. Pada tahun 2011, menurut Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN) mencatat ada sekitar 16 gunung berapi
yang statusnya aktif dan harus diwaspadai atau level II. Gunung Dukono
merupakan salah satu dari enam belas gunung yang disebutkan oleh BNPN.
Gunung
Dukono memiliki tinggi 1185 m di atas permukaan laut (dpl), selain itu Gunung
Dukono juga memiliki banyak kawah-kawah gunung
yang masih aktif menyemburkan lavanya yang merupakan perbedaan dengan
gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia. Kawah-kawah yang masih aktif
tersebut adalah kawah Malupang-Warirang. Sampai saat ini tercatat Gunung Berapi
Dukono telah meletus sebanyak 21 kali.
Pertama
kali Gunung Dukono meletus pada tahun 1550 dan merupakan letusan yang paling
dahsyat diantara letusan-letusan lainnya. Pada tahun tersebut, letusan yang
terjadi bersamaan dengan adanya gempa disekitar gunung kala itu. Erupsi yang
dikeluarkan saat itu bersifat eksplosif dan efusif. Erupsi eksplosif adalah
magma yang keluar akibat dari adanya letusan yang mengeluarkan material
vulkanik dapat berupa: lava pijar, batu kerikil, pasir, maupun debu vulkanik.
Sedangkan erupsi
efusif adalah magma yang
keluar berupa lelehan dari perut bumi. Letusan dahsyat ini mencapai skala 3
dari Volcanic Explosivity Index dan
menyemburkan lava yang mengisi
selat di antara Pulau Halmahera dan lereng utara Gunung Mamuya.
Setelah
letusan pertama tersebut, Gunung Dukono tidak lagi menyemburkan lavanya dan
dinyatakan pasif sampai pada tahun 1861-1869 terjadi letusan kembali namun
tidak sedahsyat saat letusan pertama pada tahun 1550. Setelah itu letusan kembali terjadi pada
tahun 1901. Letusan terjadi di
sekitar
kawah pusat dan tanah lapang. Dan pada tahun 1933-1939, Gunung Dukono meletus
lebih dahsyat dari letusan sebelumnya namun tidak sedahsyat letusan pertama
yang mengakibatkan aktivitas
desa disekitar gunung menjadi terhambat karena kerusakan yang terjadi akbit
dari letusan tersebut. Semenjak tahun 1933 sampai sekarang, aktivitas di gunung
berapi Dukono terus meningkat, seperti keluarnya asap hitam yang tebal dari
kawah dan terjadinya juga letusan-letusan ringan dari gunung tersebut.
Data
geologi Gunung Berapi Dukono dapat disimpulkan jika erupsi yang dikeluarkan
oleh Gunung berapi Dukono adalah erupsi
eksplosif dan erupsi efusif yang awalnya
terjadi pada saat letusan pertama hingga saat ini yang masih menyemburkan lava
yang sama.
Gunung
Api Dukono merupakan satu-satunya objek wisata alam yang merupakan gunung dan
gunung api yang masih aktif hingga saat ini di Halmahera Utara. Oleh karena
itu, walaupun sedikit berbahaya, Gunung Berapi Dukono merupakan objek wisata
alam yang patut Anda kunjungi jika sedang berlibur ke Halmahera Utara. Walaupun
banyak Gunung Berapi di Indonesia, namun sejarah Gunung Berapi Dukono yang
sangat menarik dan aktivitas vulkanik yang sering terjadi sehingga para jika Anda
mengunjungi Gunung Berapi Dukono dapat melihat secara langsung aktivitas
vulkanik yang terjadi pada Gunung Api.
Akan
sangat banyak pengamalan dan keindahan alam yang Anda jumpai jika Anda
berkunjung ke Gunung Api Dukono ini. Selain mengenal sejarah dan melihat
aktivitas vulkanik yang tentunya hanya dapat dijumpai jika mendaki gunung berapi, Anda juga dapat belajar mendaki
gunung berapi yang tentunya juga akan sangat berbeda pendakian yang dilakukan
jika mendaki gunung biasa.
Untuk
mencapai ke Gunung Berapi Dukono, Anda dapat melakukan pendakian ke puncak melalui
jalan setapak yang berada di depan Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Mamuya.
Untuk mencapai Desa Mamuya atau pemukiman masyarakat setempat Anda dapat
menggunakan kendaraan bermotor, baik mobil ataupun motor. Setelah itu Anda
harus mendaki untuk mencapai puncak Gunung Api Dukono. Perjalanan mencapai
Puncak kurang lebih sekitar 14,3 km. Selama perjalanan jangan lupa untuk
mengabadikan setiap momen yang Anda lakukan, baik selama pendakian maupun
ketika mencapai puncak Gunung Berapi Dukono.
Sumber:
- http://bgl.esdm.go.id/publication/index.php/dir/article_detail/656
- http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung#Karakteristik
- http://www.halmaherautara.com/wst2/27/gunung-api-dukono
- https://www.facebook.com/permalink.php?id=244068285723929&story_fbid=256616547802436
- http://kbbi.web.id/gunung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar