Setiap provinsi pada umumnya memiliki sebuah rumah
adat sebagai ciri khas kebudayaannya, begitu juga dengan Maluku Utara. Jika
Anda sedang berkunjung ke Maluku Utara, sempatkan diri Anda untuk mengunjungi
rumah adat Hibualamo versi asli dan berukuran terbesar yang ada di Pulau
Kakara, Kabupaten Halmahera Utara. Rumah adat Hibualamo di Pulau Kakara ini
dipercaya sebagai tempat lahirnya kebudayaan Tobelo atau Tobelorese.
Dalam bahasa setempat, Hibua berarti rumah sedangkan
Lamo berarti besar sehingga apabila disatukan Hibualamo berarti rumah yang
besar. Rumah adat Hibualamo ini berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat. Rumah
adat Hibualamo digunakan masyarakat setempat sebagai tempat menyatukan sepuluh
Hoana (suku) yang tersebar di daratan Halmahera, Pulau Morotai, dan Loloda.
Disini masyarakat membahas kepentingan bersama, penyelesaian masalah bersama,
perumusan kebijakan, serta peraturan adat yang menyangkut kepentingan
masyarakat. Disamping itu, rumah adat Hibualamo juga digunakan masyarakat
setempat untuk melangsungkan upacara adat menjelang memasuki masa panen atau
masa tanam, upaca pernikahan, maupun sebagai tempat penerimaan tamu.
Filosofi Arsitektur
Rumah adat Hibualamo memiliki
empat unsur warna dengan arti masing-masing. Empat warna itu adalah merah,
kuning, hitam, dan putih. Warna merah mencerminkan semangat perjuangan
masyarakat Canga. Warna kuning berarti kecerdasan, kemegahan, dan kekayaan.
Warna hitam melambangkan solidaritas sedangkan warna putih melambangkan
kesucian.
Pembangunan Kembali
Referensi:
·
gpdwisataindonesia.blogspot.com
·
rumah-adat.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar