Wilayah Kao

Pada masa penjajahan Jepang, Indonesia merupakan negara yang ditargetkan oleh Jepang untuk menyukseskan perang yang akan terjadi di lautan Pasifik. Alasannya, karena Indonesia merupakan daerah penghasil minyak dan memiliki penduduk yang banyak untuk dijadikan pekerja paksa (romusha). Pada 17 April 1942, tentara Jepang pertama kali masuk di Teluk Kao, yang sekarang menjadi salah satu kabupaten di Halmahera utara.
Hal pertama kali yang mereka lakukan adalah membuat beberapa sumur untuk keperluan konsumsi dan mandi. Selain itu, mereka juga membangun berbagai fasilitas pertahanan militer, seperti lofra (tempat perlindungan tentara jepang), pelabuhan perang, Bandar udara, meriam anti pesawat terbang, bangker, dan lain-lain.
Jepang juga menempatkan 62000 pasukan dan 300 pesawat temput sehingga menjadikan Kao sebagai markas besar angkatan laut jepang. Hal ini bertujuan sebagai salah satu persiapan jepang dalam menghadapi sekutu pada perang dunia II. Oleh karena itu, Kao merupakan salah satu kabupaten yang ada di Halmahera utara yang sangat kental dengan peninggalan jepang pada perang dunia II.

Transportasi
Kao terletak pada sebelah timur dari pulau Halmahera itu sendiri serta berjarak 100 km dari Tobelo. Jika dari Jakarta, Anda dapat memesan pesawat yang langsung mendarat di Kao. Namun, jika Anda mendarat di Galela, Anda dapat melakukan perjalanan darat menggunakan bus ke Tobelo selama 45 menit dan meneruskannya dari Tobelo ke Kao selama 1.5 jam dengan bis, mikrolet (tarif: Rp 35.000), atau kendaraan sewa seperti mobil yang dapat disewa oleh Anda di Tobelo. Pada saat Anda sudah sampai di Kao, Anda bisa menggunakan bis Damri milik pemerintah untuk mengunjungi daerah terpencil Kao, seperti Kao Barat, Tolabit, Toliwang, dll.

Obyek Wisata
Ditemukannya lebih dari 14 titik peninggalan jepang pada perang dunia II merupakan ciri khas objek wisata dari wilayah Kao. Objek wisata sejarah tersebut berupa meriam, bangker, terowongan, dan bangkai kapal maupun pesawat.

Meriam dan Bangker
Tepatnya di sekitar bandara Kuabang, yang dahulunya diperuntukkan sebagai lapangan udara bagi Jepang, terdapat bangker dan 4 buah meriam. Bangker tersebut memiliki 2 buah ruangan dengan panjang terowongan mencapai 15 meter. Untuk mengunjunginya, perlu diperhatikan oleh Anda karena lokasinya di sekitar areal bandara yang sekarang dipakai untuk penerbangan komersil, sehingga diperlukan izin untuk dapat melihat peninggalan sejarah tersebut.

Pantai Sosol dan Bangkai Kapal Tosimaru
Lokasinya terletak di daerah desa sosol, Malifut. Anda dapat menaiki angkot dari Kao menuju Malifut lalu turun di Desa Sosol dan melanjutkan jalan kaki ke pantai. Pantai Sosol bukan sembarang pantai. Dibalik suara ombak dan angin yang berhembus, pantai ini menawarkan pemandangan bangkai Kapal Tosimaru yang berada di lepas Pantai Sosol. Anda dapat menyewa speedboat untuk dapat mengelilingi bangkai kapal tersebut. Lebih lagi, Anda dapat melakukan diving di sekitar bangkai Kapal Tosimaru dan melihat sisa-sisa bom, ranjau, bangkai pesawat yang ada di bawah laut serta pemandangan kehidupan bawah laut lainnya.






Pulau Bobale
Lokasinya terletak disebelah timur Desa Daru, Anda bisa naik perahu kerinting dari Pelabuhan Daru dan akan sampai sekitar 20 menit di Pulau Bobale. Di Pulau Bobale, Anda bisa merasakan hidup di pulau yang tak berpenghuni dengan hamparan pantai dengan pasir putih halusnya. Di sekitar Pulau Bobale juga Anda dapat melakukan diving. Dengan kedalaman sekitar 2-10 meter, Anda dapat menikmati terumbu karang dan biota lautnya serta disuguhkan dengan jernihnya air laut. Bagi Anda yang tertarik dengan peninggalan Jepang, Pulau Bobale terdapat 3 bunker berukuran sedang yang terletak di tebing pantai. Namun, bunker tersebut dapat dikunjungi jika arus laut sedang tenang.


Akomodasi
Di wilayah Kao sendiri terdapat 2 penginapan, yaitu Penginapan Dirgahayu dengan gaya Minahasa, yang terletak di Jl. Trans Halmahera dan Penginapan Modole Indah yang terletak pada Jl. Tamini (Pasar lama). Di wilayah Malifut terdapat penginapan juga, yaitu Citra Malifut di Desa Soma.




Referensi: http://www.halmaherautara.com/kaom/panduan-perjalanan-di-wilayah-kao-&-malifut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar